Soft Competencies
Well, pada awalnya saya tertarik dengan pernyataan seorang konsultan sumber daya manusia (SDM) yang juga pembimbing saya waktu menyusun tesis, Riri Satria, yang menyebut bahwa saya memiliki soft competency yang baik. Penasaran dengan pernyataan tersebut, dan melihat buku ini di toko buku, akhirnya saya beli deh… setelah saya beli, saya tes diri saya sendiri sesuai dengan cover bukunya (SOFT COMPETENCIES – SELF TEST). Saya kutip beberapa bagian dari buku ini dan pada bagian akhir saya tampilkan hasil tes saya. Selamat membaca…
Orang yang memiliki Soft Competency sering disebut memiliki kecerdasan Emosi atau Emotional Intelligence, yang sering diukur sebagai Emotional Intelligent Quotient (EQ), adalah kemampuan untuk menyadari emosi diri sendiri dan emosi orang lain.
Dua aspek utama EQ adalah:
- Memahami diri Anda, tujuan Anda, cita-cita, respons dan perilaku Anda;
- Memahami orang lain dan perasaan meraka.
Dengan demikian, konsep kecerdasan emosi berarti memiliki kesadaran diri yang memungkinkan Anda untuk mengenali perasaan-perasaan dan mengelola emosi Anda sendiri; dan itu melibatkan motivasi diri dan mampu untuk fokus pada sebuah tujuan daripada menuntut pemenuhan segera.
Seseorang dengan EQ yang tinggi juga mampu untuk memahami perasaan orang lain dan lebih baik dalam menangani hubungan.
Secara umum, istilah kepribadian merujuk pada pola pemikiran, perasaan dan perilaku yang unik dalam masing-masing kita, dan itulah karakteristik yang membedakan kita dari orang lain. Jadi kepribadian kita menyiratkan prediksi bagaimana kita dan kecenderung bertindak atau bereaksi di bawah keadaan yang berbeda-beda, walaupun pada kenyataannya tidak ada yang sesederhana itu dan reaksi kita terhadap situasi tidak pernah dapat diprediksi sepenuhnya.
Goleman merangkum lima bidang EQ sebagai:
- Mengenal emosi Anda;
- Mengelola emosi Anda;
- Memotivasi diri Anda;
- Mengenali dan memahami emosi orang lain;
- Mengelola hubungan, contohnya mengelola emosi orang lain.
Kini diakui secara luas bahwa jika seseorang dianggap cerdas secara intelektual tidak berarti bahwa ia juga cerdas secara emosi, dan memiliki tingkat IQ yang tinggi tidak berarti bahwa sukses akan secara otomatis mengikuti.
Orang yang brilian secara intelektual tidak berarti pintar untuk berhubungan dengan orang lain secara sosial, dan itu juga tidak berarti bahwa mereka mampu mengelola emosi mereka maupun memotivasi diri sendiri.
Konsep EQ berpendapat bahwa IQ, yang cenderung merupakan pengukuran kecerdasan tradisional, terlalu sempit dan bahwa ada area kecerdasan emosi yang lebih luas, seperti elemen perilaku dan karakter, yang ikut menentukan kesuksesan kita. Karena itulah kecerdasan emosi, selain tes bakat, kini merupakan satu bagian penting prosedur wawancara perekrutan dan seleksi.
Walaupun skor tinggi dalam tes bakat bisa mengesankan bagi pemberi kerja prospektif, hasil tersebut tidak menyingkapkan cerita penuh, karena hasil tersebut tidak secara otomatis menunjukkan apakah pelamar akan cocok dengan posisi yang mereka lamar. Meskipun merekan secara intelektual memenuhi kualifikasi untuk menjalankan pekerjaan, mungkin mereka tidak bisa menikmati banyak aspek yang terlibat dalam pekerjaan mereka, atau tidak cocok masuh sebuah tim, yang mengakibatkan mereka menjadi kurang berprestasi.
Hasil tes kepribadian untuk diri saya sendiri:
- Kekuatan karakter: tingkat kekuatan karakter luar biasa tinggi
- Faktor sukses: faktor sukses luar biasa tinggi
- Sikap: faktor sikap positif tinggi
- Kecerdasan sosial: faktor kecerdasan sosial luar biasa tinggi
- Puas atau resah: luar biasa puas
- Ekstrovet atau introvet: sangat ekstrovet
- Seberapa tegas Anda: sangat tegas
- Kelateralan (posisi fungsi otak): tidak ada bukti bias otak kiri/ kanan
- Optimis atau pesimis: rata-rata
- Agreasi: kurang dari agreasi rata-rata
- Berani atau takut-takut: sangat pemberani
- Kesabaran: amat sangat penyabar
- Terencana atau spontan: tidak spontan tapi tidak terencana
- Kepercayaan diri: sangat percaya diri
- Emosional: agak tidak emosional
- Kemampuan menghadapi tekanan: daya tahan tinggi terhadap tekanan
- Diplomatis atau tidak diplomatis: cukup diplomatis
- Faktor kepemimpinan: faktor kepemimpinan luar biasa tinggi
- Tangguh atau lembek: rata-rata
- Terbuka atau tertutup: kepribadian yang luar biasa terbuka
- Sikap hemat atau boros: sangat hemat
- Keobsesifan: tidak obsesif
4 Komentar
Nilawati
I like
safitri
ye..itu tes sendiri sih..pantes hasilnya bagus2…hehe, btw pinjem bukunya dong
haris
hueheheheee..
awalnya saya berpikir begitu juga.. “klo gini mah pasti hasilnya bagus-bagus..” penasaran dengan pikiran itu, akhirnya saya kasih buku itu ke orang lain, dan hasilnya ternyata berbeda dengan saya..
btw bukunya udah dicoret2 dengan jawaban saya.. jadi klo dipenjem udah ada jawaban saya.. tp klo mo pinjem jg ya gpp..
😀
Ping Balik: